BERBAGI SUKSES

Friday 5 January 2024

5 KEBIASAAN ORANG SUKSES

5 KEBIASAAN ORANG SUKSES



berbicara kesusksesan biasanya diidektikan dengan materi. Materi berupa kekayaan, jabatan, aset, dan keluarga. apakah seperti itu  yang dikatakan "sukses" ? 

ya.. semua itu kembali kepada persepsi masing-masing orang, namun kalau boleh berpendapat penulis ingin mengartikan kesuksesan harus memenuhi tiga hal. pertama kesehatan. kesehatan adalah harta yang sangat mahal dan tidak bisa dibeli. bayangkan jika kita punya uang banyak tapi sakit-sakitan ? pasti uang itu akan sedikit sekali artinya karena tidak bisa memakai uang itu sesuka kita.

kedua, keluarga bahagia. penulis mengalami sendiri jika sukses itu harus ada hubungannya dengan keluarga. artinya adalah kehidupan dengan keluarga rukun, damai, dan saling membantu merupakan keluarga yang harmonis. percuma punya uang banyak tapi keluarga tidak bahagia.

ketiga, berharta. harta yaitu uang, aset, bisnis dan lain-lain. 

nah kali ini penulis akan memberikan tips kebiasaan orang-orang sukses !

1. Pilihlah teman bergaulmu dengan hati-hati

ada pepatah arab mengatakan "berteman dengan tukang pande besi akan terkena bau asapnya, berteman dengan penjual minyak wangi akan mendapatkan bau harumnya.

teman sangat berpengaruh sekali dengan kepribadian seseorang. ibaratkan jika kita berteman dengan orang yang selalu pesimis maka kita akan terpengaruh menjadi orang yang pesimis juga. begitu juga kita jika berteman dengan orang yang selalu optimis maka kita akan tersugesti menjadi orang yang selalu optimis dalam menjalani apapun.

2. Berhentilah pasrah dengan hidup dan tidak melakukan apa-apa

Dari pada kalian hidup selalu pasrah dengan keadaan lebih baik mulai sekarang rubah mindset tersebut. rubahlah dengan hidup yang memiliki target.

contohnya gini.. kita yang tadinya hidupnya mengalir aja mengikuti air sungai gitu kan .. iya kalau aman-aman aja.. kalau nyangkut kan gak enak juga. buat target gausah tinggi-tinggi dulu karena masih pemula.

misalnya, saya dalam satu tahun kedepan ingin mempunyai tabungan Rp. 10.000.000. nah, dari sini kita akan termotivasi bagaimana caranya target tersebut tercapai. ya tentunya dengan usaha yang halal ya.. kerja mungkin atau lainnya.

3. Fokus pada tujuan

Fokus itu saya ibaratkan gini. misalnya kita ingin pergi berlibur ke jogja tapi dalam perjalanan ada orang yang memberi saran mending liburan ke bandung aja lebih seru, pemandangannya juga bagus. tapi kita tetap pada pendirian awal kalau kita ingin liburan ke jogja dan tidak menghiraukan saran orang tersebut. itu namanya fokus karena tujuan awal itu  ke jogja bukan ke bandung.

dalam meraih kesuksesan kita juga butuh fokus pada tujuan yang ingin kita raih.

4. Belajar untuk tidak mengatakan YA kepada setiap hal

Kita bukanlah orang yang selalu bisa. tujuannya adalah supaya kita agar lebih fokus. belajarlah menolak setiap sesuatu yang akan menyusahkanmu. jangan sampai apa yang kita lakukan justru menghambat kita. milikilah skala prioritas.

5. Jangan terlalu peduli dengan omongan orang

Omongan orang terhadap diri kita tidak harus kita dengarkan dan kita tanggapi spenuhnya. milikilah prisnsip bahwa selagi saya tidak merugikan orang lain maka tidak ada yang boleh mengatur hidupku. maksudnya adalah selama kita hidup di masyarakat tetaplah berprilaku baik dan jangan merugikan orang lain.

satu lagi, tidak semua omongan orang terhadap kita itu baik mungkin saja itu justru bisa menjatuhkan kita.

Itu tadi tips dari kita untuk teman-teman semua supaya bisa meraih kesuksesan. saya doakan semoga sukses selalu.. amin !!

Tuesday 20 September 2022

INDISCHE PARTIJ

INDISCHE PARTIJ

 Latar Belakang 

 Terbentuknya Indische Partij merupakan gagasan utama dari E.F.E Douwes Dekker.  Douwes Dekker yang bernama asli Danudirja Setiabudi merupakan pejuang kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia.  Meskipun keturunan Belanda, ia adalah seorang pelopor munculnya nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke-20.  Douwes Dekker bukanlah keturunan asli Indonesia, sehingga ia pun beberapa kali mengalami diskriminasi dari orang Belanda murni.  Salah satunya yaitu orang Indo (Hindia Belanda) tidak dapat menduduki posisi kunci pemerintah karena tingkat pendidikannya.  Sedangkan di posisi yang sama, orang Belanda mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada pribumi.  Dari kejadian tersebut, Douwes Dekker memiliki ide untuk mencetus indische bond, sebuah organisasi yang dipimpin oleh orang-orang asli Hindia Belanda.  Namun, organisasi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, karena tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari masyarakat. 



SAREKAT ISLAM

SAREKAT ISLAM

 Latar Belakang Pendirian

Pendirian latar belakang didirikannya SDI tahun 1911 oleh H. Samanhudi di Solo adalah karena adanya keinginan untuk memajukan kepentingan ekonomi para pedagang Islam di Indonesia. Pada saat itu para pedagang keturunan Tionghoa telah lebih dulu maju usahanya dibandingkan milik pribumi. Sehingga para pedagang Tionghoa memiliki status yang lebih tinggi dari penduduk Hindia Belanda lainnya.  Di bawah pimpinan Haji Samanhudi, SDI berkembang pesat dan menjadi organisasi paling berpengaruh pada waktu itu.  Pada 1912, di Surabaya, H.O.S. Tjokroaminoto juga mendirikan organisasi yang sama. Tjokroaminoto masuk ke organisasi Sarekat Islam bersama dengan Hasan Ali Suharti.  Tjokroaminoto kemudian diberikan kepercayaan menjadi pemimpin baru dari Sarekat Dagang Islam, ia pun mengubah nama organisasi tersebut menjadi Sarekat Islam.  Perkembangan  Sarekat Islam didirikan dengan tujuan untuk menggalang kerjasama di antara para pedagang Islam demi memajukan perdagangan mereka dan mampu menyaingi para pedagang asal China.  Sarekat Islam menjadi organisasi ternama yang identik dengan gerakan nasionalis, demokratis, religius serta ekonomis. Hanya dalam waktu singkat, Sarekat Islam dapat berkembang hingga menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.  Perkembangannya tidak terbatas di Pulau Jawa saja. Sarekat Islam dimaksudkan untuk membela kepentingan pedagang-pedagang Indonesia dari ancaman para pedangang China.  Pada proses pelaksanaannya pun tidak terlihat adanya gerakan politik yang terjadi. Sarekat Islam memperjuangakan hak-hak sesungguhnya yang ada di bidang politik.  Sarekat Islam memperjuangkan keadilan tanpa menyerah serta menekan adanya penindasan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Kehadiran Sarekat Islam di antara para masyarakat juga sudah sangat dinantikan, karena mereka membutuhkan wadah untuk menyalurkan aspirasi rakyat Indonesia.  Pada Januari 1913, di Surabaya, Sarekat Islam menegaskan bahwa organisasi ini bukanlah sebuah partai politik. Sarekat Islam terbuka untuk bangsa Indonesia. Namun, untuk menjaga agar Sarekat Islam tetap menjadi organisasi rakyat, dilakukan pembatasan terhadap masuknya pegawai negeri sebagai anggota.  Baca juga: Dwifungsi ABRI: Sejarah dan Penghapusan Lihat Foto Logo Sarekat Islam(-) Perpecahan  Setelah Sarekat Islam berjaya di Indonesia, organisasi ini mulai mengalami perpecahan karena adanya perbedaan suasana kehidupan politik setelah tahun 1929. Sarekat Islam telah terkena pengaruh komunis yang diperkenalkan oleh Hendrio Joshepus Maria Sheevliet pada 1913.  Satu tahun setelahnya, 1914, Sheevliet bersama Adolf Baars mendirikan Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV) di Semarang. Tujuan dari ISDV sendiri yaitu untuk menyebarkan paham Marxis.  Namun, anggota ISDV tidak memiliki hubungan dekat dengan rakyat, sehingga mereka pun berniat untuk mencoba memasuki Sarekat Islam Semarang yang dipimpin oleh Semaun.  Semaun sendiri tidak menyetujui jika Sarekat Islam harus mengirimkan wakilnya ke dalam Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat). Perlahan-lahan pengaruh Semaun pun semakin besar dalam Sarekat Islam yang kemudian menimbulkan perpecahan.  Perpecahan pada Sarekat Islam terbagi menjadi dua bagian, yaitu SI Merah dan SI Putih. Perpecahan ini terjadi lantaran adanya agitasi dari para golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam organisasi SI.  SI Putih sendiri adalah organisasi yang berhaluan kanan, diketuai oleh Tjokroaminoto, sedangkan SI Merah berhaluan kiri dipimpin oleh Semaun dari Semarang.  SI Merah ini menentang adanya pencampuran agama dan politik dalam organisasi Sarekat Islam.  Celah yang terjadi antara SI Merah dan SI Putih pun semakin meluas saat keluarnya pernyataan dari PKI yang menentang adanya Pan-Islamisme.    Referensi:  Kahin, George McTurnan. (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. New York: Cornell University Press. Yasmis. (2009). Sarekat Islam dalam Pergerakan Nasional Indonesia (1912-1927). 

Sunday 18 September 2022

DAWUH CAK DLAHOM MENGAJARI HAKIKAT IKHLAS

DAWUH CAK DLAHOM MENGAJARI HAKIKAT IKHLAS

Entah sebab lain atau karena Cak Dlahom sering menyebut nama Romlah, Mat Piti mengutus anak gadisnya untuk mengantarkan buka puasa ke rumah Cak Dlahom pada suatu sore. Romlah membawa rantang-rantang berisi bubur kacang ijo, nasi, rawon lengkap dengan telur asin dan kerupuk udang, selain teh manis hangat yang dimasukkan dalam botol plastik. Mat Piti tahu, rawon adalah menu kesukaan Cak Dlahom.

"Terima kasih, Romlah. Salamku pada bapakmu. Tolong sampaikan: 'Kalau bersedekah harus ikhlas.'"

Romlah tak berani menatap Cak Dlahom kecuali mengiyakan. Dan di rumahnya, dia menyampaikan pesan  Cak Dlahom pada bapaknya. Mat Piti keheranan. Dia merasa membagi buka puasa dengan ikhlas, tapi Cak Dlahom malah menganjurkan dia harus ikhlas.

Keheranannya terbawa sampai selesai Tarawih. Dia karena itu mendatangi rumah Cak Dlahom: ingin bertanya maksud Cak Dlahom dengan menganjurkannya agar ikhlas. Dia tak mau merasa penasarannya terbawa hingga sahur apalagi sampai subuh.

Tiba di rumah Cak Dlahom, yang punya rumah terlihat sedang menyantap rawon. Bersila menatap di lincak menghadap ke barat. Mulutnya menyeruput kuah berwarna hitam langsung dari bibir piring. Sruuut .....

"Assalamu'alaikum, Cak."

"Alaikumsalam. Eh, Mat .... enak betul rawonmu ini."

"Romlah yang masak, Cak."

"Gadis itu memang pintar masak, Mat. Kamu pandai membesarkan anak."

"Iya, Cak, saya tahu, tapi saya mau tanya, maksud sampean bilang saya harus ikhlas itu apa ya ?"

"Tadi kamu ngasih apa aja ya, Mat ?"

"Bubur kacang ijo, rawon serantang lengkap dengan nasi, telur asin, kerupuk udang, sambal taoge. Ada teh hangat juga."

"Wuih, ingat banget kamu, Mat."

"Sayamelihat sendiri Romlah memasukkannya ke rantang. jadi saya ingat, Cak."

"Terimakasih ya, Mat. Seminggu lalu kalau tak salah kamu juga ngasih aku .... apa ya?"

"Oh yang itu, beras dua kilo, Cak. Dua minggu sebelumnya, saya ngasih sampean sarung. Sebulan yang lalu saya ngasih sampean peci."

"Iya ya... Tapi, kamu pasti ikhlas kan, Mat ?"

"Ya ikhlaslah, Cak. Masak ndak. Maka itu saya mau tanya, maksud sampean soal ikhlas itu apa ?"

"Ikhlas kok ditanya, Mat."

"Saya hanya ingin tahu...."

"Lah menurutmu ikhlas itu apa ?"

"Berbuat atau melakukan sesuatu karena Allah, dengan Allah, hanya untuk Allah, Cak."

"Iya betul, tapi 'Karena Allah, dengan Allah, dan hanya untuk Allah' itu apa ?"

"Ya, semua hanya untuk Allah, Cak."

"Semua untuk Allah itu apa ?"

"Ya kalau begini terus sampean saja deh yang ngasih tahu: ikhlas itu apa ?"

"Sebelum kesini, kamu kencing dulu ndak, Mat ?"

"Loh sampean kok malah nanya soal kencing, Cak ?"

"Kan kita sama, cuma nanya."

"Iya, tapi apa hubungannya kencing dengan ikhlas, Cak ?"

"Aku tanya kamu nanya. Kamu jawab saja. Kalau ndak mau, ya ndak apa-apa juga."

"Sebelum ke rumah sampean, saya tidak kencing. Sudah ? itu aja ?"

"Kalau hari ini, kamu kencing dan berak berapa kali, Mat ?"

"Sehari ini saya belum berak, Cak. Kencing mungkin tiga atau empat kali."

"Kemarin ?"

"Berak sekali. Kencing ...? Ya... kira-kira samalah, Cak dengan hari ini, tiga atau empat kali..."

"Seminggu yang lalu ?"

"Ya ndak ingat, Cak....?"

"Sebulan yang lalu ? Setahun yang ? Sejak mulai kamu lahir kamu ingat, berapa kali kamu berak dan kencing ?"

"Sampean juga ndak ingat toh, Cak ?"

"Seperti itulah ikhlas."

"Maksudnya ?"

"Amal perbuatanmu yang tidak pernah diingat-ingat."

"Kencing dan berak itu amal toh, Cak ?"

"Menurutmu apa ?"

"Kan saya yang tanya, kenapa ditanya ?"

"Kencing dan berak itu amalmu, Mat. Kamu mengeluarkan sesuatu dari badanmu dengan tidak menahan-nahannya dan segera melupakannya. Tidak mengingat-ingat bau, warna, dan bentuknya seperti apa. Kamu menganggap kencing dan berak tidak penting, meskipun mengeluarkan sesuatu yang sangat penting bagi lambung atau ginjalmu. Buat peredaran darahmu. Untuk kesehatanmu."

"Jadi kalau masih ingat, berarti ndak ikhlas, Cak ?"

"Hanya Allah yang tahu."

"Astagfirullah... maafkan saya, Cak..."

"Kenapa minta maaf ke aku, Mat ?"

"saya mau pamit dulu...."

"Kok buru-buru ?"

"Sudah kebelet, Cak...."

Mat Piti tidak menunggu jawaban Cak Dlahom. Dia segera bergegas pulang. Berjalan tergesa-gesa sambil menjinjing sebagian ujung bawah sarungnya. Terdengar suara bra, bret, bret....

Cak Dlahom sempat menoleh, tapi selanjunnya tak peduli. Dia meneruskan makan rawonnya. Terus menuangkan teh hangat dan menyeruputnya, lalu kebat-kebut dengan kreteknya.


Tulisan ini diambil dari Novel karya: Rusdi Mathari

Saturday 17 September 2022

BOEDI OETOMO (1908)

BOEDI OETOMO (1908)

 

Latar Belakang Organisasi Budi Utomo

Latar belakang pembentukan organisasi Budi Utomo datang dari Dr. Wahidin Sudirohusodo. Ia adalah seorang dokter Jawa yang berasal dari Surakarta. Ia adalah orang yang dulunya dengan giat menyebarkan cita-cita pendirian organisasi.

Ia ingin agar di daerah Jawa memiliki sebuah perkumpulan yang bertujuan untuk memajukan pendidikan. Selain itu, tujuan perkumpulan tersebut adalah membiayai anak-anak yang tidak bisa bersekolah tetapi memiliki potensi dan kemauan. Gagasan tersebut disambut oleh para pelajar asal STOVIA, Batavia, terutama oleh Soeradji, Gondwana dan Soetomo.

Setelah melalui serangkaian diskusi, pada tanggal 20 Mei 1908, didirikanlah sebuah perhimpunan. Perhimpunan tersebut diberi nama Budi Utomo. Ada Sembilan orang yang masuk ke dalam pendiri tokoh organisasi budi Utomo.

Akan tetapi, dalam perjalanannya banyak tokoh yang bergabung di organisasi Budi Utomo. Seperti Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara), Tjipto Mangoenkoesoemo, Tirto Adhi Soerjo, Raden Adipati Tirtokoesoemo, Pangeran Noto Dirodjo dan seterusnya.

Organisasi Budi Utomo memiliki peran penting dalam mengawali era pergerakan nasional pada saat itu. Ini sebelum munculnya beberapa organisasi lainnya. Organisasi Budi Utomo berakhir pada tahun 1935, setelah perhimpunan ini melebur ke dalam Partai Indonesia Raya atau Parindra dibawa pimpinan Soetomo.

Tokoh Pendiri Organisasi Budi Utomo

Budi Utomo adalah sebuah organisasi pada awal dari pergerakan yang terjadi di Indonesia. Budi Utomo adalah organisasi modern pertama yang berdiri di Indonesia. Pendiri organisasi Budi Utomo didirikan oleh pelajar dari STOVIA atau School tot Opleiding van Inlandsche Artsen.

Organisasi Budi Utomo ini menjadi sebuah wadah dalam perjuangan. Tujuannya untuk membebaskan rakyat dari kesengsaraan yang ada. Organisasi ini didirikan oleh 9 tokoh.

Ke-9 tokoh tersebut antara lain adalah Soetomo, Mochammad Saleh, Mohammad Soelaiman, Goenawan Mangoenkoesoemo, Gondo Soewarno, R. Angka Prodjosoedirdjo, Mas Goembrek, Soewarno dan Soeradji Tirtonegoro.

1. Soetomo

Soetomo memiliki nama asli Soebroto. Lahir di Nganjuk, Jawa Timur pada tanggal 30 Juli 1888. Dilansir dari buku karya Angkasa, yang berjudul Riwayat Hidup dan Perjuangan dr Soetomo (1960) Soetomo adalah seorang dokter. Di samping menjadi dokter, Soetomo aktif di dalam bidang politik.

Setelah itu, Soetomo mendirikan sebuah perkumpulan. Nama perkumpulan tersebut adalah Budi Utomo. Selain sebagai perkumpulan, Budi Utomo dijadikan sebagai organisasi pelajar.

Pasalnya, pada saat itu Belanda sangat melarang segala macam organisasi yang berbau politik. Itulah sebabnya Budi Utomo dijadikan sebagai organisasi pelajar.  Setelah lulus dari STOVIA tahun 1911, Soetomo lanjut bekerja sebagai dokter yang harus berpindah tempat ketika bertugas.Selain organisasi Budi Utomo, Soetomo juga mendirikan organisasi lain. Organisasi tersebut adalah ISC atau Indonesische Studie Club. Di dalam organisasi tersebut melahirkan sekolah tenun, koperasi, bank kredit dan lain sebagainya.

Soetomo kemudian wafat pada tanggal 30 Mei 1938. Ia meninggal di usia 50 tahun karena terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan organisasinya. Akibatnya, kondisi fisiknya terus menurut dan meninggal.

2. Mochammad Saleh

Mochammad Saleh lahir pada tanggal 15 Maret 1888 di Kecamatan Simo, Boyolali Jawa Tengah. Ia merupakan dokter pertama yang diberikan sebuah wewenang oleh Pemerintahan Indonesia. Mochammad Saleh ditugaskan untuk menjadi pemimpin sebuah rumah sakit umum yang ada di kota Probolinggo. Dalam menjalankan tugasnya, ia dibantu oleh Dr. Peter dari Swiss dan Dr. Sardadi.

“Setia dan pendiam”, itu adalah kesan dari Soetomo, mengenai Mochammad Saleh. Mochammad Saleh adalah orang yang selalu bekerja menurut apa yang diputuskan oleh rapat. Ia mengatur urusan rumah tangga secara tertib.

Hal itu membuat hasil pekerjaan organisasi Budi Utomo selalu beres dan maju. “Orang tidak mengetahui kesukaran yang ada di dalam perjalanan kita.” Kalimat itu diucapkan oleh Soetomo.

Mochammad Saleh adalah seseorang yang selalu bekerja kelas. Akan tetapi, tetap senantiasa lemah lembut. Baik di dalam tingkah lakunya maupun di dalam tutur katanya yang manis.

Mochammad Saleh mengabdikan dirinya untuk bekerja sebagai seorang dokter swasta di daerah Probolinggo. Perangai yang sudah melekat pada dirinya yang membuatnya memiliki pengaruh besar. Hal itu juga menjadi alasan ia dicintai oleh para masyarakat sekitarnya.  Mochammad Saleh meninggal pada tanggal 2 Maret 1952, ketika berusia 63 tahun.

3. Mohammad Soelaiman

Mochammad Soelaiman lahir pada tahun 1886 di Grabag, Kemutihan, Purworejo, Jawa Tengah. Semasa kecil, ia dipanggil Sleman. Ayahnya adalah Sonto Wirok atau Sonto Suwondo, seorang ketib. Dapat juga dikatakan bahwa ayahnya adalah seorang pemuka agama

Ayahnya sering berdakwah dari satu desa ke desa lainnya, sampai wilayah Banyumas. Ayahnya wafat ketika Soelaiman masih kecil. Hal itu membuatnya hidup bersama kedua adiknya di bawah asuhan sang ibu.

Wawasan hidup yang sederhana sudah terpatri erat di dalam sanubari Soelaiman. Soelaiman adalah orang yang menghormati orang lain dan hormat kepada orang yang lebih tua dan sesamanya. Itulah yang membuat ia dekat dengan berbagai kalangan.

Soelaiman lulus dari ELS atau Europeesche Lagere School pada usia 16 tahun. Ia menyadari bahwa kungkungan masyarakat kolonial hanya bisa ditembus dengan peningkatan kualitas dari manusia Jawa. Peningkatan kualitas tersebut didapatkan dari pendidikan.

Berdasarkan hal itu, ia mantap untuk masuk ke STOVIA atau School Tot Opleiding van Indlansche Artsen pada tanggal 1 Maret 1903. Ia meninggalkan Purworejo dan masuk ke Weltevreden, Batavia. Ia dikenal sebagai seseorang yang sangat cerdas, bahkan dijuluki en lopende woordenboek atau sebuah kamus berjalan.

Soelaiman juga sering terlibat diskusi mengenai kebangsaan dan gejolak sebuah pergerakan. Itulah yang membuatnya tercatat sebagai salah satu pendiri organisasi Budi Utomo sebagai wakil ketua. Ketika kongres pertama organisasi Budi Utomo tanggal 3 sampai 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, Soelaiman pun ikut hadir dan berpartisipasi.

4. Goenawan Mangoenkoesoemo

Goenawan Mangoenkoesoemo adalah salah satu sahabat dekat dari Soetomo. Bahkan, keduanya tak bisa dipisahkan, terlebih dalam hal kaitannya dengan pendirian dari organisasi Budi Utomo. Goenawan menjabat sebagai sekretaris di dalam organisasi Budi Utomo.

Ia dinilai sangat konsisten pada pendiriannya. Bahkan, ia menjadi penggerak sekaligus motivator dari organisasi Budi Utomo tersebut. di dalam kegiatan berorganisasi, Goenawan memiliki jiwa pekerti serta rasa dalam berbahasa.

Hal adalah salah satu alasan organisasi Budi Utomo diapresiasi dengan baik. Baik dengan kawan maupun lawan. Goenawan dikenal sebagai sosok yang menggemari kemerdekaan dan keadilan. Persamaan dari semangat, visi, pandangan politik serta penjelasannya selalu selaras dan cocok dengan pandangan sahabatnya, yaitu Soetomo. Semua orang telah mengakui bahwa Goenawan memiliki kemampuan dalam meyakinkan orang atas gagasan dan pendapat yang diberikan olehnya. Semua ide-ide, pendapat dan gagasan yang ia kerjakan demi kemajuan organisasi Budi Utomo.

5. Gondo Soewarno

Gondo Soewarno sering dipanggil Soewarno. Ia lahir di Boyolali, pada 1887. Soewarno masuk ke dalam pendidikan STOVIA pada tanggal 25 Januari 1902. Kemudian ia lulus pada tanggal 20 September 1910.

Pada awal pendirian organisasi Budi Utomo, Soewarno mendapat jabatan sebagai sekretaris sementara di organisasi Budi Utomo. Ia mengeluarkan dua pernyataan tentang organisasi Budi Utomo. Akan tetapi, tidak ada satupun dibubuhi tanggal, kapan dikeluarkannya pernyataan tersebut.

Pernyataan pertama, yaitu yang bertajuk “Kemajuan Bagi Hindia”. Hal itu muncul di dalam koran Belanda, Bataviaasch Nieuwsblad. Pernyataan tersebut dirilis di dalam koran pada tanggal 17 Juli 1908.

Kemudian disusul di dalam koran De Locomotief, pada tanggal 24 Juli 1908. Pernyataan kedua dari Soewarno ini bertajuk “Surat Edaran”, ini diterbitkan di dalam mingguan Belanda Java Bode, pada tanggal 7 September 1908. Pernyataan tersebut keluar pada tangga; 5 September 1908.

Soewarno adalah sosok yang dikenal pendiam. Bahkan lebih pendiam dibandingkan Soerdji dan Mochammad Saleh. Akan tetapi, dibalik sifat pendiamnya tersimpan kekuatan besarnya sebagai pemikir.

Soewarno adalah orang yang mahir dalam menulis dan berbicara dalam bahasa Belanda. Kemahiran utamanya adalah dalam bidang seni. Berbagai kemahiran yang dimilikinya tentu saja bermanfaat untuk organisasi Budi Utomo.

6. R. Angka Prodjosoedirdjo

Angka Prodjosoedirdjo atau Dokter Angka lahir pada Selasa Kliwon, tanggal 13 Desember 1987. Ayahnya merupakan asisten wedana atau camat di Madukara, Banyumas yang bernama Prodjodiwirjo. Ketika masa kanak-kanak, ia dititipkan kepada orang tua ibunya, yaitu eyang R. Santadiredja.

Kemudian Dokter Angka bersekolah di HIS atau Holland Indische School selama tujuh tahun. Selama masa sekolah, ia mendapatkan prestasi yang bagus. Hal itu membuatnya melanjutkan sekolah ke Hoogere Burger School atau HBS, selama kurang lebih 5 tahun.

Setelah itu ia melanjutkan sekolah pendidikan dokter bumiputera di School Tot Opleiding van Indlansche Artsen atau STOVIA. Dokter Angka selalu mengabdikan diri sebagai pendidik dan dokter rakyat.

Pada tahun 1967 Dokter Angka kemudian menyempatkan untuk menulis silat mengenai pendirian organisasi Budi Utomo. Ia menulis surat untuk menjawab surat dari Prof. Sardjito yang mengatakan bahwa organisasi Budi Utomo didirikan oleh pelajar dari STOVIA, sesuai dengan kejadian yang ia saksikan pada tanggal 20 Mei 1908.

Dokter Angke meninggal di Purwokerto, pada tahun 1975. Saat itu ia meninggal pada usia 88 t ahun. Kemudian ia dimakamkan di Pesarean keluarga.

7. Mas Goembrek

Goembrek lahir pada tanggal 28 Juni 1885, hal itu sesuai dengan perhitungan tarikh Jawa. Ibunya bernama Raden Ajeng Marsidah dan Ayahnya bernama R. M. Padmokoesoemo. Nama Goembrek berasal dari salah satu wuku di dalam kalender Jawa.

Wuku ke enam yang biasa disebut dengan Gumbreg. Goembrek menghabiskan masa kecilnya sampai menjelas sekolah di daerah Kebumen. Ia juga mengikuti ayahnya yang diangkat menjadi Wedana Kebumen pada tahun 1886 – 1897. Ia bersekolah di Europeesche Lagere School yang terdapat di ibukota Karesidenan Purworejo, saat itu ia mondok di tempat pakdenya, yang merupakan Bupati Purworejo R. M. T. Tjokronegoro III.

Kemudian pada tahun 1901 Goembrek menyelesaikan pendidikannya di ELS. Pada saat itu, ayahnya ingin Goembrek menjadi seorang pangreh praja. Hal itu karena pada masa itu, pendidikan dokter bukanlah hal istimewa bagi orang tua kalangan pangreh praja.

Ada hal-hal lain pula yang menjadikan pendidikan dokter tidak banyak diminati. Seperti letak geografis yang cukup jauh, biaya sekolah dan pemondokan yang tinggi, serta ketidakpastian akan kesuksesan pada masa depan seorang dokter. Hal-hal seperti itu menjadi oertimbangan ayah Gombrek.

Lain halnya dengan menjadi pangreh praja. Hanya dengan mengikuti ujian klein ambtenaar atau pegawai rendah. Pada masa itu, anak dan cucu keturunan bupati serta status sosialnya akan terjamin.

8. M. Soewarno

Tidak banyak hal-hal yang terekam mengenai M. Soewarno. Menurut catatan, M. Soewarno lahir pada tahun 1886 di Kemirie. Ia masuk ke dalam STOVIA pada tanggal 6 Februari 1901. Kemudian lulus pada tanggal 10 September 1910.

Semasa menempuh pendidikan di STOVIA, M. Soewarno aktif di dalam sebuah pergerakan. Ia melakukannya bersama dengan teman sesama pelajar di sekolah kedokteran pribumi pada masa itu. Kemudian ia termasuk salah satu pendiri organisasi Budi Utomo.

Di antara teman-teman lainnya, M. Soewarno adalah angkatan pelajar yang masuk lebih awal. Di dalam kepengurusan organisasi Budi Utomo, nama M. Soewarno tercatat sebagai seorang komisaris atau pembantu umum. Ia bertugas bersama komisaris lainnya, seperti Soeradji, Mochammad Saleh dan Goembrek.

9. Soeradji Tirtonegoro

Tokoh pendiri kesembilan organisasi Budi Utomo adalah Soeradji Tirtonegoro. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Soeradji adalah salah satu pelajari di STOVIA yang mahir dalam berbahasa Jawa. Selain itu, ia juga sebagai perantara antara pelajar yang aktif di organisasi Budi Utomo dengan masyarakat.

Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat bumiputera yang hanya dapat menggunakan bahasa Jawa untuk kesehariannya. Soeradji adalah orang yang mengusulkan dua nama untuk perkumpulannya. Nama pertama yang diusulkan adalah Eko Projo.

Nama kedua yang diusulkan adalah Budi Utomo. Setelah itu, Soetomo memilih nama Budi Utomo untuk nama organisasinya. Salah satu tokoh di organisasi Budi Utomo ini lahir pada tahun 1887, di desa Uteran, Kabupaten Ponorogo.

Ayah Soeradji adalah Tirtodarmo, ia merupakan seorang pensiunan guru kepala Sekolah Rakyat. Sama seperti Soetomo, Soeradji berhasil menjadi seorang dokter. Setelah itu ia ikut dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Selain itu, ia adalah orang yang peduli pada hal-hal yang berbau kemanusiaan. Pada tanggal 17 September 1946, ia mendirikan sebuah organisasi. Organisasi tersebut bernama Palang Merah Indonesia atau PMI.

Palang Merah Indonesia ini didirikan di daerah Klaten, Jawa Tengah. Berkat jasa-jasanya dan pengabdiannya pada rakyat, Soeradji mendapatkan sebuah gelar. Gelar tersebut adalah Raden Tumenggung Tirtonegoro. Kemudian ia meninggal pada tanggal 13 Desember 1959, dan dimakamkan di Mlati, Yogyakarta.

Tujuan Organisasi Budi Utomo

Organisasi Budi Utomo menggelar kongres pertama pada Oktober 1908, di Yogyakarta. Tujuan didirikannya organisasi Budi Utomo ini tercetus di dalam kongres pertama ini. tujuannya adalah untuk menjadi kehidupan sebagai bangsa yang terhormat. Fokus dari pergerakan organisasi ini dalam bidang pengajaran, pendidikan, dan kebudayaan.

 


Friday 16 September 2022

FAKTOR PENDORONG PERGERAKAN NASIONAL

FAKTOR PENDORONG PERGERAKAN NASIONAL

 Faktor internal, yakni: 

1. Adanya penderitaan rakyat yang berkepanjangan akibat penjajahan.

2. Adanya kenangan kejayaan masa lalu seperti zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. 

3. Lahirnya kaum-kaum intelektual atau terpelajar yang menjadi pemimpin pergerakan.

4. Adanya diskriminasi rasial. 

Faktor ekternal, yakni: 

1. Timbulnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia. 

2. Seperti nasionalisme, demokrasi, liberalisme dan sosialisme Munculnya gerakan Turki muda atau All Indian National Congres 1885, dan Gandhisme. Itu tidak lepas kebangkitan nasional di Asian dan Afrika. 

3. Adanya  kemenangan Jepang atas Rusia pada 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa barat. Sebelum abad ke-20, perlawanan bangsa Indonesia masih dilakukan bersifat lokal atau kedaerahan.